Tuesday 11 November 2014

Peranan Isteri Terhadap Suami Mencari Nafkah



Hasan al-Bashri berkata:

“Aku datang kepada seorang pedagang kain di Makkah untuk membeli baju, lalu si pedagang mulai memuji-muji dagangannya dan bersumpah, lalu akupun meninggalkannya dan aku katakan tidaklah layak beli dari orang semacam itu, lalu akupun beli dari pedagang lain.”

Dua tahun setelah itu aku berhaji dan aku bertemu lagi dengan orang itu, tapi aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji dagangannya dan bersumpah, Lalu aku tanya kepadanya: “Bukankah engkau orang yang dulu pernah berjumpa denganku beberapa tahun lalu?”

Ia menjawab : “Ya benar” Aku bertanya lagi: “Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji dagangan dan bersumpah!”

Ia pun bercerita: “Dulu aku punya isteri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rezeki, dia meremehkannya dan jika aku datang dengan rezeki yang banyak dia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan isteriku tersebut, dan aku pun menikah lagi dengan seorang wanita. Jika aku hendak pergi ke pasar, dia memegang bajuku lalu berkata: “Wahai suamiku, bertaqwalah kepada Allah, jangan engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeki, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak dapat apa-apa aku akan membantumu memintal (kain).” Masya Allah, milikilah sifat Qana’ah suka menerima dan jiwa selalu merasa cukup.

Biasanya wanita (isteri) sering terjebak pada keinginannya untuk terlihat cantik dengan pakaian yang serba mahal. Janganlah menjadi jurang dosa bagi suamimu. Wanita solehah akan mendorong suaminya kepada kebaikan, ketaatan sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa, kemaksiatan. Cukupkan diri dengan yang halal dan baik. Ukuran rezeki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.

[Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad bin Marwan ].



0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...