Saturday 4 August 2012

Dari Dapur Wanita Menuju Syurga



Salah satu pesan orang tua kepada para anak perempuannya adalah " Cinta suami berawal dari perut". Ketelitian seorang wanita dalam memberikan hidangan yang memanjakan lidah bagi suaminya, ternyata memang tidak hanya berhasil memikat kasih sayang dan perhatiannya, namun juga terbukti berhasil menghidangkan kebahagiaan bagi rumah tangga mereka.

Betapa tidak, suami mana yang tidak akan damai melihat sang isteri begitu serius merawat dan melayaninya, serta perduli pada hal terinci termasuk pada jam makannya. Bagi suami yang sangat pintar menghargai, hal ini membuat kekurangan wanita yang menjadi isterinya seolah termaklumi oleh perbuatannya merawat dan menjaga cita rasa lidah sang suami.Dan tentunya bagi si isteri, kebahagiaan sudah pasti dituainya kerana kesenangan dan redha suami memanglah menjadi tujuan akhir dari perjuangan wanita muslimah.

Maka, betapa disayangkan jika masih ada beberapa orang yang berfikir bahfwa dapur bukanlah tempat wanita modern dalam `berkarier`. Bahkan sebahagian dari mereka dengan ikhlasnya berbagi pahala dengan para pembantu bahkan menyerahkan semuanya kepada pembantu. Beribu alasan kesibukan dan ketidakmampuan diberikannya, termasuk alasan bahwa zaman sekarang pekerjaan rumah hanya menghambat perkembangan kreativiti wanita.

Hanya orang- orang yang belum mengerti kedamaian sebuah melayani, yang akan berfikiran bahawa pekerjaan dapur hanya merendahkan wanita. Begitulah pendapat kebanyakan mereka, biasanya didapur, masa depan wanita...tamat.

Namun hal ini berbeza dengan fikiran para wanita yang menjunjung tinggi sebuah keikhlasan. Melayani bukan berarti memasrahkan diri menjadi pelayan. 

Melayani berarti meningkatkan darjat diri, dari yang semula hanya berfikir tentang diri sendiri, dengan usaha yang keras dia tanggalkan ego untuk membahagiakan orang lain. MasyaAllah, ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan, tapi juga tidak mustahil dijalankan. Wanita ajaib seperti apa yang dapat berbuat seperti ini, kecuali akan menjadi berkah bagi pasangannya. 

Betapapun pekerjaan rumah begitu beratnya, betapapun banyak kesibukan diluar yang menyita waktu mereka, namun seorang wanita solehah akan tetap memfokuskan bahwa keluarga adalah nombor satu, dan kerana memang itulah tanggung jawab sesungguhnya,baginya, dari Allah sang Maha Penguasa. 

Fikirannya akan dengan sedar menggiringnya untuk selalu menyempatkan waktu menyiapkan apa yang dia bisa hidangkan untuk suami tercinta. Selanjutnya, pahala baginyapun akan mengalir dengan deras dan tiket untuk masuk ke dalam syurga Allah insyaAllah akan digenggaman.

Memang masih banyak cara untuk membahagiakan suami kita selain dengan memasakkan makanan kesenangan beliaunya. Namun, adakah cara yang lebih indah untuk memenuhi selera makan mereka selain dengan memenuhinya dengan tangan kita sendiri. Pastilah sebuah kebanggaan bagi kita dapat merawat suami sebagai bahagian dari amanah kita yang kita lakukan dengan tangan kita sendiri, dan menjadikan kita peribadi yang dapat dipercaya dalam menjaga amanah.

Maka jangan pernah menyepelkan titipan Allah, dan jangan menunggu sampai titipan itu diambil Allah barulah kita menyedari kekeliruan kita. Maka sebaiknya kita mulai menumbuhkan rasa malu, saat mengetahui bahwa sang suami cenderung menyukai hidangan di luar dan atau buatan orang lain. Manfaatkan waktu sebaik mungkin belajar, kerana sungguh Allah menyediakan syurga bagi hambanya yang bersungguh- sungguh dalam belajar.

Siapapun anda, apapun kedudukan dan pekerjaan serta kesibukan saat ini, jangan pernah menganggap remeh hasil karya yang terolah dengan tangan kasih sayang anda dari sebuah ruangan kecil yang bernama dapur. kebahagiaan suami, perhatian dan kasih sayangnya dapat anda ikat dari sana. so, mengapa tidak buru- buru memulainya sekarang?. Selamat berburu pahala...

Tulisan Syahidah..

-Love u ibu.. Love u so much.. Dia wanita hebat.. =’)

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...