Monday 2 December 2013

Romantisme Dakwah Kampus

 

Dua tahun silam, masih teringat tajam kisah perjalanan sekelompok manusia yang mewakafkan dirinya untuk umat. Kisah manusia pilihan yang hidup untuk memperbaharui peradaban.

Mereka dipersatukan sejak awal masuk kampus, namun ada juga yang datang kemudian. Mereka belajar bersama, mereka berjuang sama, mereka bergerak bersama, dalam satu cita, Islam.

Perjalanan dakwah tak selamanya dihiasi ukhuwah yang indah, terkadang adakalanya timbul pertengkaran kecil, kadang hadir cinta dan persahabatan yang kekal. Semua kejadian, semua masalah, semua konflik antara aktivis dakwah, bukan menandakan dakwah menghancurkan ukhuwah, justeru dakwah ini telah mengeratkan ukhuwah.

Di tengah perjalanan masa perkuliahan, ketika tanggungjawab dan amanah sudah waktunya diberikan, mereka pun dengan semangat memilih jalan masing-masing, ada yang memilih jalur siyasah, ekonomi, LDK dan lain- lainnya baik yang internal ataupun eksternal.

Sejak saat ini, mereka mempunyai tugas dan peranan yang berbeza, meskipun tetap berada pada halaqah yang sama.

Roda perjalanan pun berputar seiring zaman. Berbagai masalah dan konflik mulai berdatangan. Inilah ujian keimanan dan tujuan kita dipertemukan dengan tarbiyah.

Ketika ukhuwah mendapat ujian, mulailah timbul ketidakpercayaan, ketika agenda-agenda dakwah berantakan dan saling bertabrakan, mulailah mereka saling menyalahkan. Ketika banyak tentangan dan ujian, tidak sedikit mereka berjatuhan, mengundur lantas menghilang dari pentas dakwah.

Ketika halaqah, yang seharusnya menjadi perbincangan solusi, memperbaiki dan menyatukan arah dakwah, digunakan sebagai perdebatan, halaqah yang biasanya dipenuhi cinta dan ketenangan, berubah menjadi tangis dan kekacauan.

Perbezaan yang sebenarnya kecil, berubah menjadi besar dan berujung konflik antara lembaga dalam menentukan arah dan strategi dakwah.

Namun sekali lagi, ini bukanlah kehancuran, kerana pada hakikatnya, ini adalah proses menuju kedewasaan dalam mengelola perbezaan.

Dakwah kampus memang memiliki keunikan, dinamis dan memiliki kompleks yang sangat tinggi. Maka, tidak hairan jika permasalahan dan tentangan juga tinggi dan beragam. Namun, di sinilah letak dari proses pembelajaran, pendewasaan dan persiapan yang matang sebelum terjun ke masyarakat.

Pertengkaran kecil itu akan menjadi kenangan yang sulit dilupakan, menjadi perekat yang sangat kuat dalam persaudaraan. Menjadi sebuah kerinduan.

Dan akhirnya, kelulusan seakan menjadi akhir dari perjalanan, mereka mulai berpisah, ada yang tetap istiqamah melanjutkan dakwah dan tarbiyahnya, baik di kampus atau di masyarakat, namun ada juga yang berhenti dari dakwah dan tarbiyah, dan memilih jalannya sendiri.

Itu semua pilihan, yang pasti romantisme dakwah kampus telah membuat mereka dewasa, mempererat ikatan hati mereka, mengekalkan cintanya, bertemu dalam ketaatan, bersatu dalam perjuangan.

Semoga Allah membimbing, memberi keistiqamahan dalam langkah mereka, dalam jalan mereka, mengekalkan cinta mereka, memberikan azam dan tekad dalam dakwah dan tarbiyahNya, dan mempersatukan mereka di dunia dan di syurgaNya.


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...