Sunday 9 February 2014

Ukhti Kesayangan



Wahai Ukhti,
Kebahagiaan tetaplah rahsia Illahi, meskipun sejuta manusia menggapai langit dan menggali bumi, demi kebahagiaan sejati. Keyakinan terhadap takdir, menjunjung manusia ke arah ketabahan, kepasrahan dan keteduhan hati. Keihklasan, bak mutiara terpendam, menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keredhaan daripada Illahi.

Wahai Ukhti,
Labuhnya tudungmu tidak menjamin sama sekali dengan besarnya semangat jihadmu menuju redha Tuhanmu, bahkan labuhnya tudungmu  hanya akan dijadikan sebagai identitimu sahaja, supaya bisa mendapat gelaran akhwat dan dikagumi oleh banyak ikhwan, jangan begitu ukhtiku..

Wahai Ukhti,
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan solat malammu, mungkinkah malam-malammu dilewati dengan rasa rindu menuju Tuhan dan ditemani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat syaitan berlari ketakutan, atau sebaliknya malammu selalu diselimuti dengan tebalnya selimut dan bermimpikan mimpi dunia bahkan lupa waktunya  untuk  bangun menunaikan solat subuh.

Wahai Ukhti,
Cerdasnya dirimu tak menjamin mampu mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu ikut bergembira menikmati ilmu-ilmu seperti yang ukhti  dapatkan, atau sudah tidak ada peduli sama sekali akan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya mereka begitu saja jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan iaitu maksiat?

Wahai Ukhti,
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama sekali dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukkan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan ukhti hadapi mulai dari musuh-musuh Islam sampai musuh hawa nafsu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahat.

Wahai Ukhti,
Rutin taa’limmu tidak menjamin serutin puasa sunat Isnin khamis yang dilaksanakan, kejujuran hati tidak boleh dibohongi, kadangkala semangat begitu bergelora untuk melaksanakan, tapi bila sampai waktunya semangat rohani tanpa disedari menurun drastik, puasa yaummul Bidh pun dilupakan apalagi puasa Isnin Khamis yang dirasakan terlalu kerap dalam seminggu, separah itukah hatimu ukhti?

Wahai Ukhti,
Rajinnya solat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti Rasulullah SAW dan para sahabat, ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap Tuhan. Masihkah ukhti senang bermanjaan melaksanakan solat dhuha dan solat malam?

Wahai Ukhti,
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah harummu disia-siakan begitu sahaja apabila pergaulanmu mengatasi batasnya? Bukankah ukhti kelihatan yang terindah disisi Tuhan, kukuh menggenggam syariat tatkala ramai yang lebih memilih untuk berpeleseran?

Wahai Ukhti,
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri ukhti, seperti bersikap pemalas dan tidak ada tujuan atau berlama-lama menonton tv yang tidak keruan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktunya? Lupa membantu orang tua, jika begitu bisakah ukhti meraih anak solehah birrul walidain?

Ayuh ukhti cabar dirimu, bakar semangat mujahidah, kejar gelaran solehah, gapai segera Mardhatillah. Sungguh bicara ini dilakarkan, hanya kerana diriku menyayangimu ukhti fillah..

Saudarimu,
Al-Fakir Ilallah..


0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...